
Keunikan program reboisasi yang dijalankan Telkom terletak pada pemanfaatan teknologi pemetaan canggih. Dengan teknologi Geographic Information System (GIS), Telkom dapat memantau secara real-time area reboisasi yang telah ditanami dan kondisi tumbuh kembangnya.
Pendekatan ini tak hanya efisien, tetapi juga memberikan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan program. Stakeholder termasuk pemerintah, komunitas, dan publik bisa ikut mengakses data perkembangan pohon yang telah ditanam.
“Adapun program ini merupakan hasil inovasi di bidang pelestarian lingkungan dengan mengintegrasikan reboisasi dengan kecanggihan teknologi digital. Salah satunya dengan cara pengawasan lahan yang sudah ditanami melalui penggunaan teknologi Geographic Information System (GIS),” jelas Telkom dalam siaran persnya.
Dengan jumlah bibit mencapai 102.400 yang tersebar di beberapa provinsi, akurasi data menjadi sangat penting untuk menghindari redundansi, mendeteksi potensi gagal tumbuh, hingga merencanakan intervensi dini jika dibutuhkan.
Integrasi antara pelestarian dan digitalisasi ini menjadikan Telkom sebagai salah satu perusahaan di Indonesia yang paling progresif dalam pendekatan ESG. Program reboisasi tak lagi bersifat manual dan administratif, tetapi didukung oleh sistem pemantauan yang presisi dan mudah dievaluasi.