
Salah satu inovasi sosial yang mencuri perhatian dalam rangkaian HUT ke-60 Telkom adalah program wearcycle, yaitu pengumpulan dan pengolahan seragam bekas karyawan untuk diolah menjadi barang-barang bernilai guna. Konsep sederhana ini menjelma menjadi gerakan nasional yang mendorong lahirnya kesadaran ekologis dan ekonomi baru.
Dimulai dari pengumpulan seragam yang sudah tidak digunakan lagi oleh karyawan TelkomGroup, program ini berlanjut ke tahap produksi ulang oleh mitra binaan, termasuk pengrajin lokal dan UMKM pengolahan limbah tekstil. Hasil dari proses ini adalah tas belanja, pouch, bahkan perlengkapan rumah tangga yang ramah lingkungan.
Dalam pernyataannya, Telkom menjelaskan bahwa, “Program ini juga mencerminkan peran Telkom dalam mendorong praktik ekonomi sirkular dan menjadi inspirasi bagi ekosistem digital untuk tumbuh secara bertanggung jawab terhadap lingkungan.”
Tidak hanya mengurangi limbah, program ini juga membuka peluang pemberdayaan ekonomi di kalangan pelaku industri kreatif. Beberapa komunitas penjahit dan pengrajin yang terdampak pandemi mulai mendapatkan proyek baru dan penghasilan tambahan berkat kerja sama ini.
Lebih dari itu, wearcycle juga menumbuhkan kesadaran di internal perusahaan. Karyawan tidak hanya menyumbangkan seragam, tetapi juga mulai memilah pakaian pribadi yang bisa disalurkan untuk kegiatan daur ulang sosial. Beberapa bahkan terlibat dalam pelatihan pembuatan produk berbahan tekstil daur ulang.
Dengan menjadikan wearcycle sebagai simbol dari gerakan keberlanjutan perusahaan, Telkom mengajarkan bahwa keberhasilan bisnis dan kepedulian sosial bisa berjalan beriringan. Hal ini sejalan dengan visi perusahaan untuk menjadi organisasi digital yang inklusif dan berkelanjutan, baik dari sisi teknologi maupun sosial.